MALUTTIMES – Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (DKKB) Kabupaten Pulau Morotai, dr. Giscard Kroons merespon informasi adanya kasus penyebaran wabah polio atau poliomyelitis (Penyakit Virus Polio) yang saat ini sudah tersebar di Kabupaten Timika (Nguga dan Asmat)
Giscard Kroons bilang, adanya temuan kasus itu sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal itu berdasarkan penilaian risiko menggunakan tools standar yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa Indonesia dikategorikan wilayah risiko tinggi penularan polio.
“Jadi dari jumlah 32 provinsi dan 399 (78%) kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan upaya untuk menanggulangi KLB dan mencegah meluasnya transmisi atau penularan melalui pemberian imunisasi tambahan tetes manis polio secara massal disebut dengan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio,” kata dr. Giscard Kroons, Kamis (18/7/2024).
Ia mengatakan, Kabupaten Pulau Morotai turut menjadi bagian dari pelaksanaan PIN Polio. Selain itu juga masuk dalam daerah risiko tinggi karena secara geografis cukup dekat dengan Papua.
“Pada hari ini, tanggal 18 Juli 2024 sudah tiba instalasi farmasi Kabupaten Pulau Morotai vaksin polio nOPV2 sebanyak 349 vial yang akan diberikan kepada sasaran sebanyak 13.939 orang usia 0- 7 tahun 11 bulan 29 hari dengan target minimal 95 persen. Pelaksanaan kegiatan dimulai 23 Juli 2029 hingga 17 Agustus 2024 nanti,” ungkapnya.
Sekedar untuk infomasi, Virus Polio adalah virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus Polio terdiri dari 3 strain yaitu strain-1 (Brunhilde), strain-2 (Lansig), dan strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae. Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.(iki/red)