MALUTTIMES – Perguruan tinggi menjadi penyumbang angka pengangguran tertinggi di Provinsi Maluku Utara. Jumlah pengangguran dari perguruan tinggi tercatat paling dominan setelah lulusan SMA/SMK.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tahun 2024 berdasarkan jenis kelamin, perempuan tertinggi diangka 4,87 ribu orang. Sedangkan laki-laki 3,70 ribu orang.
Kepala BPS Provinsi Maluku Utara, Aidil Adha menyampaikan, secara umum Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) alami kenaikan sebesar 1,36 persen poin. Terjadi peningkatan pada TPAK perempuan sebesar 4,03 persen poin.
Salah satu penyebab utama kenaikan TPAK adalah, adanya rekrutmen anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
“Jadi ternyata, perempuan merupakan pengangguran tertinggi dibandingkan dengan laki-laki,” ungkapnya, Senin (6/5/2024).
Kemudian, TPT menurut wilayah pada Februari 2024, pedesaan jauh lebih tinggi dari perkotaan. Perkotaan mencapai 3,66 persen, sedangkan pedesaan mencapai 4,35 persen.
“Jadi memang pengangguran terbuka itu lebih tinggi di desa ketimbang di kota,” katanya.
Aidil menerangkan, tingkat pengangguran ini juga lebih banyak didominasi oleh perguruan tinggi ketimbang SMA/Sederajat.
Hal yang mempengaruhi sektor pekerjaan itu adalah, kesempatan lowongan kerja itu lebih banyak mengutamakan pendidikan SMA/Sederajat.
“Penyebab lain itu seperti, jalannya lowongan pekerjaan industri itu lebih membutuhkan tenaga teknisi, pertambangan dan ternyata kita tidak punya ahli itu. Sehingga mau tidak mau harus masuk dengan cara turun, menggunakan ijazah SLTA seperti itu,” terangnya.
Sementara untuk TPAK menurut jenis kelamin terus meningkat. TPAK laki-laki pada tahun 2023 berada diangka 81,80 persen. Kemudian pada tahun 2024 turun menjadi 80,40 persen. Sedangkan TPAK perempuan di tahun 2023 sebesar 50,53 persen, dan di tahun 2024 meningkat menjadi 54,56 persen.
“Jadi, untuk total TPAK menurut jenis kelamin di 2024 sebesar 67,88 persen, alami kenaikan dari tahun 2023 yang hanya 66,52 persen,” pungkasnya.(tim/red)