MALUTTIMES – Selain korban, bullying atau perundungan pun berbahaya terhadap pelaku. Apa saja bahaya bullying bagi keduanya? Hari Internasional Memerangi Bullying yang dirayakan Jumat (23/2/2024) mengingatkan betapa perundungan berdampak buruk pada korban maupun pelaku. Terlebih, baru-baru ini ada kasus bullying yang melibatkan anak pesohor tanah air.
Perundungan melibatkan tiga unsur, yakni niat, pengulangan, dan kekuasaan. Menukil dari laman UNICEF, orang yang merundung bertujuan menimbulkan rasa sakit, baik lewat kekerasan fisik maupun verbal. Pelaku biasanya datang dari status sosial atau posisi lebih tinggi ketimbang korban.
Bahaya bullying
Dampak atau bahaya bullying biasanya yang paling jadi sorotan adalah terhadap korban. Dalam jangka pendek, korban merasa cemas dan takut.
Dikutip dari CNNIndonesia.com, psikolog klinis Monica Sulistyawati mengatakan, korban akan merasa cemas jika sewaktu-waktu bertemu pelaku. Rasa cemas itu juga bisa membuat korban takut pergi ke sekolah.
“Kalau pun bully-nya sudah tuntas, anak enggak sekolah lagi, tapi ini jadi trauma bagi anak. [Ini] bisa mempengaruhi hidup anak hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan,” jelas Monica.
Rasa takut dan cemas ini pun bisa berkembang jadi perasaan paranoid, cemas berlebihan kalau melakukan kesalahan, over sensitive, dan membentuk kepribadian people pleaser.
Selain itu, dari sisi akademis, performa anak juga berisiko menurun. Anak susah fokus, nilai cenderung rendah, dan muncul perasaan rendah diri serta tidak berharga.
Dampak bullying bisa saja masih melekat pada anak sampai ia tumbuh dewasa. Korban bisa memiliki pikiran bunuh diri (suicidal thought) dan sampai pada tahap percobaan bunuh diri.
Pelaku bullying juga terdampak
Tak cuma korban, pelaku pun bisa menjadi terdampak perundungan.