BPS: Nilai Tukar Petani Maluku Utara per Maret 2023 Naik 0,09 Persen

MALUTTIMES – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara (Malut) merilis Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara per Maret 2023 sebesar 103,64 atau naik 0,09 persen.

Menurut Kepala BPS Provinsi Maluku Utara, Aidil Adha, bahwa Indeks Konsumsi Rumah Tangga petani (IKRT) sebesar 115,49 atau naik sebesar 0,79 persen.

“Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Maret 2023 sebesar 105,06 atau naik 0,60 persen,” kata Aidil seperti rilis yang diterima maluttimes.com, Senin (3/4/2023).

Dikatakan, NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).

“NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani,” tegasnya.

Sementara itu, pada Maret 2023, NTP Provinsi Maluku Utara sebesar 103,64 atau mengalami kenaikan 0,09 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Februari 2023) yang sebesar 103,55.

“Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Maluku Utara sebesar 115,49 persen pada bulan Maret 2023 atau mengalami kenaikan sebesar 0,79 persen dibanding IKRT bulan sebelumnya (Februari 2023) yang sebesar 114,58,” ungkapnya.

“Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku Utara pada bulan Maret 2023 sebesar 105,06 atau mengalami kenaikan 0,60 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya (Februari 2023) yang sebesar 104,43,” tambah Aidil.

Lebih jauh, kata Aidil berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada 7 (tujuh) kabupaten di Provinsi Maluku Utara pada bulan Maret 2023, NTP Provinsi Maluku Utara mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen dibandingkan NTP Februari 2023, yaitu dari 103,55 menjadi 103,64.

“Kenaikan NTP Maret 2023 disumbang oleh kenaikan NTP pada 2 (dua) subsektor pertanian, yaitu Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,06 persen dan Subsektor Perikanan sebesar 2,19 persen. Sementara 3 (tiga) sub sektor lainnya mengalami penurunan yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,08 persen, Subsektor Hortikultura sebesar 1,07
persen, dan Subsektor Peternakan sebesar 0,57 persen,” tandasnya.(tim/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *