MALUTTIMES – Berdasarkan data hasil long From Sensus Penduduk 2022 Provinsi Maluku Utara, masuk dalam urutan pertama angka kematian bayi terendah di wilayah Timur Indonesia.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara, angka kematian bayi wilayah Timur Indonesia berdasarkan data long From, tertinggi diperoleh oleh Provinsi Papua mencapai 38,17 angka kematian bayi, Papua Barat 37,06 sementara Maluku 29,82 kematian bayi, Maluku Utara 28,61 kematian bayi, sementara Indonesia 18,65 kematian bayi.
Sementara angka Kematian Penduduk Usia Dini Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate/IMR) adalah kematian yang terjadi pada penduduk yang berumur 0-11 bulan (kurang dari 1 tahun). Dalam rentang 20 tahun (Periode 2000-2022), Penurunan angka kematian bayi di Provinsi Maluku Utara hampir 62 persen.
Selama periode satu dekade bonus demografi Provinsi Maluku Utara, Angka Kematian Bayi (AKB) menurun signifikan dari 40 per 1000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 menjadi 28,61 per 1000 kelahiran hidup pada LF SP2020.
“Peningkatan persentase bayi yang mendapat imunisasi lengkap serta peningkatan rata-rata lama pemberian ASI membuat bayi semakin mampu bertahan hidup,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara, Aidil Adha, lewat press release, Rabu (1/2/2023)
Selanjutnya menurut tingkat kabupaten/kota, angka kematian bayi tertinggi di Provinsi Maluku Utara yaitu berada di Kabupaten Kepulauan Sula sebesar 36,71 kejadian per 1000 kelahiran hidup.
“Sedangkan angka kematian bayi terendah berada di Kota Ternate berada di Kota Ternate, yaitu sebesar 22,06 kejadian per 1000 kelahiran hidup pada LF SP2020,” pungkasnya.
Child Mortality Rate (Angka Kematian Anak 1-4 Tahun) sebesar 5,98 artinya terdapat sekitar 5-6 kematian anak umur 1-4 tahun selama satu tahun di antara 1000 kelahiran hidup. Under 5 Mortality Rate (Angka Kematian Balita) sebesar 34,58 artinya setiap 1000 balita Indonesia, 34-35 diantaranya tidak berhasil mencapai umur tepat lima tahun.(tim/red)