Ia berharap kedepan petani Maluku Utara punya berbagai trik untuk meningkatkan produksi atau menyesuaikan produksi dengan kebutuhan pasar, karena bagaimanapun juga kalau kita konsepnya GNPIP, pengendalian inflasi itu kita memacu produksi setinggi-tingginya, ketika produksi tinggi harga menurun, karena produksi kebanyakan karena inflasi untuk menstabilkan harga pangan.
“Supaya bagimana petani itu bisa membaca pasar itu juga sangat penting. Sehingga bisa memproduksi sesuai dengan kebutuhan pasar, karena itu kuncinya, di Maluku Utara bagaimana perbaikan petani agar mereka membaca petani yang bisa menguasai pasar,” uajranya lagi.
Dia bilang mempertahankan produktivitas, termasuk di sini juga reservasi lingkungan, karena makin lama lumbung petani itu semakin turun.
“Jika kita salah menggunakan pestisida tidak menggunakan gud eksentrisitas oleh karena itu juga melatih petani kita disini kita demplot
satu hektar ada petani 4 orang. Kebetulan mereka merupakan petani unggulan, tetapi program unggulan kami yang ikut sekitar 20 orang. Ini harapan kami, mengajak kolaborasi jadi selain pasokan pangan kita, jadi kita juga memperkuat koordinasi dan komunikasi kebijakan salah satu pilar pengendalian inflasi,” kata Eko.
“Kami mengajak semua pihak disini akademisi dan pengusaha, ini supaya bisa dipercepat replikasinya karena kalau cuman satu hakter, yang mengadakan hanya petani 4 orang mungkin jadi 2 hekter, 3 hektar, tapi bagaimana kita supaya dipercepat replikasi teknik ini sehingga produktivitas kita di Maluku Utara cepat meningkat,” harapnya.(tim/red)