BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengancam Sebagian Wilayah Maluku Utara  

TERNATE – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada masyarakat untuk waspada terhadap bencana alam akibat potensi cuaca ekstrem yang masih mengancam sebagian wilayah Provinsi Maluku Utara.

BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate mencatat, potensi cuaca ekstrem ini masih terjadi hingga akhir Juli 2022 nanti.

“Dalam beberapa hari kedepan masih potensi cuaca ekstrem setelah break kondisi panas dalam beberapa hari. Setelah itu kembali hujan intensitas sedang hingga lebat,” ungkap Koordinator Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babullah Ternate, Setiawan Sri Raharjo kepada wartawan, Kamis (14/7/2022).

“Awal Agustus diperkirakan masuk kemarau,” sambungnya.

Berdasarkan data perkiraan BMKG, tinggi gelombang di perairan Ternate mencapai 0,5 – 1,25 meter.

Sedangkan untuk potensi gelombang tinggi yang signifikan diperkirakan terjadi di perairan Kabupaten Halmahera Selatan, Kepulauan Sula dan Kabupaten Pulau Taliabu.

“Karena penguatan monsun Australia. Tinggi gelombang di perairan Taliabu bisa mencapai 3 meter,” kata Setiawan.

Selain itu, faktor pergeseran gerak semu matahari menuju wilayah utara yang memicu terbentuknya pusat tekanan rendah di bagian utara.

“Ini menimbulkan belokan angin yang mengakibatkan penguatan labilitas udara semakin kuat terbentuk awan konvektif,” jelasnya.

Setiawan meminta kepada instansi terkait mitigasi bencana agar siaga antisipasi dampak cuaca ekstrem.

Begitu juga untuk masyarakat disekitar jalur sungai atau lereng lembah maupun gunung agar waspada adanya potensi banjir dan longsor.

“Bagi nelayan terutama di perairan Obi, Sula dan Taliabu agar memperhatikan kondisi gelombang dan cuaca ekstrem di tengah laut yang potensi terhadap badan kapal,” imbuhnya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *