Menurutnya, FTW kali ini menjadi sangat penting dan memiliki keunggulan komparatif dari festival-festival lainnya yang ada di Indonesia. Karena, festival ini mengusung konsep eco iven.
“Itu artinya, masyarakat Kepulaun Sula tidak hanya bersuka cita menggelar sejumlah warisan budaya lelihur, seperti pegelaran tarisan klosal tradisional, persembahan hasil pertanian dan perikanan, atraksi kukiner dan, khas Kepulauan Sula, maeran UMKM dan lain sebaginya, namun juga mengkampanyekan betapa pentingnya melestarikan leingkunan demi terjaganya keseimbangan alam,” ujarnya.
Dia memjelaskan, Kepulauan Sula sangat memiliki banyak sekali ragam potensi destinasi unggulan seperti, pantai Tanjung Waka, Pulau Pgama, Telaga Kabau dan air terjun Wailau yang sangat indah. Ini merupakan daya tarik wisata yang dapat memberikan kesan tersendiri bagi wisatawan, baik manca negara maupun nusantara khususnya para wisatawan tercinta wisata alam dan bahari.
Karena itu, potensi-potensi terbaik yang dimiliki Kepulauan Sula ini, penyelenggaraan suba iven menjadi salah satu media dan momentum untuk mempromosikan destinasi wisata tersebut kepada wisatawan sehingga dapat meningkatkan kunjungan yang akan berdampak pada perekomomian dan kesehjateraan masyarakat khususnya di Kepulauan Sula.
“Yang menarik penyelenggaraan iven ini akan optimal jika memberikan dampak yang berkelanjutan serta dapat mendorong masyarakat yang kreatif dan inovatif dengan tetap konsisten melestarikan alam dan dan lingkungan sekitar, sosial budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat,” tandasnya.(tem/red)