MALUTTIMES – Pernyataan mengejutkan dari pasangan calon bupati dan wakil bupati Kepulauan Sula, Hendrata Thes dan M. Natsir Umasangaji (HT-Manis) tentang pembangunan infrastruktur jalan di wilayah Kecamatan Sulabesi Barat, Kepulauan Sula, Maluku Utara dianggap tidak penting membuat warga geram.
Pernyataan itu diutarakan dalam segmen ketiga dan empat dalam debat public kedua Pilkada Kepulauan Sula 2024 di studio KompasTV, Jalan Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (15/11/2024).
Mantan bupati Kepulauan Sula periode 2015-2020 itu pertanyakan apa urgensinya sehingga pemerintahan Fifian Adeningsi Mus dan M. Saleh Marasabessy (FAM-SAH) bikin ruas jalan provinsi menggunakan anggaran daerah.
Menurut dia, ruas jalan provinsi yang dibikin oleh FAM-SAH termasuk jalan di Kecamatan Sulabesi Barat tidak ada urgensinya. Alasannya, ruas jalan provinsi yang dilimpahkan kewenangan pekerjaannya ke Pemda Kepulauan Sula itu mobilitas masyarakat sangat rendah.
“Sehingga menurut saya, ini justru merugikan masyarakat karena ini uang APBD,” katanya.
Menanggapi pernyataan itu, Fifian Adeningsi Mus menegaskan jika kebijakan nekat FAM-SAH mengerjakan ruas jalan provinsi adalah langkah tanggap untuk menghindari adanya korban jiwa akibat kondisi jalan yang rusak.
“Dijaman pabak (Hendrata Thes) banyak korban kecelakaan karena jalan itu, dan bapak tau sendiri selama ini Sula selalu dianaktirkan dari aspek pembangunan infrastruktur jalan. Untuk itu demi kelancaran, kemudahan dan keselamatan masyarakat, saya terpaksa mengambil kebijakan itu,” kata Fifian.
Tak hanya Fifian, pernyataan Hendrata tersebut membuat warga hingga para sopir lintas wilayah Kecamatan Sulabesi Barat geram.
Hairil Umasangaji, salah seorang warga menilai apa yang disampaikan Hendrata Thes tidak manusiawi. Sebab, jalan lintas wilayah tersebut menjadi kebutuhan vital.
“Jalan ini menjadi kebutuhan utama orang-orang Sula Barat. Karena yang pertama lintasan jalan ini sejak Kabupaten Sula dimekarkan pada 2013 sampai saat ini baru jalan kami diaspal. Kedua, sudah banyak yang jadi korban di jalan ini,” ujarnya.
Senada disampaikan salah seorang sopir bernama Sarmin Umamit. Dia justru menyampaikan rasa terima kasih kepada FAM-SAH atas kepeduliannya terhadap masyarakat di wilayah Sulabesi Barat.
“Saat ini ketika melintas di jalan Sula Barat tidak lagi rentan kecelakaan. Kemudian, memudahkan aktivitas para petani jika ke kebun. Jadi pernyataan Hendrata itu sangatlah tidak manusiawi,” tandasnya.(tem/red)