“Pihak SPBUN Bere-Bere sanksi tegas, karena menaikan harga BBM secara sepihak,” pinta para nelayan itu.
Menanggapi hal itu, Pengelola SPBUN Bere Bere, Erwin Sutanto membantah adanya kenaikan harga Pertamax sebagaimana disebutkan para nelayan itu.
“Kalau lihat angka harga yang ada di nozel itu karena remote untuk rubah harga hilang jadi tidak bisa dirubah. Yang muncul Rp14.300 itu tidak bisa dirubah karena kalau dirubah harus pakai remote. Nah remote itu hilang, coba tanya di pak Amal saya terima tanpa ada remote untuk rubah itu,” katanya.
Meski remote nozel rusak, harga BBM jenis Pertamax dijual dengan harga yang telah ditetapkan oleh Pemerintah yakni Rp13.500/liter.
“Kalau diluar itu bukan perintah saya. Berarti anak buah yang main karena uang yang saya terima itu Rp13.500/liter,” ucap Erwin.
Persoalan ini sedang di telusuri secara internal oleh Erwin. “Kalau ada bukti pembayaran dengan harga Rp14.300/liter, ya, biasa lah mereka pasti bilang saya yang suruh, mana mungkin mereka bilang mereka yang suruh,” ucapnya lagi dengan nada kesal.
Erwin menambahkan, remote untuk menyetel nozel harga BBM telah ia pesan, namun hingga saat ini barangnya belum ada.
“Remote itu hilang entah kemana, tapi sudah pesan remotenya dikantor Pertamina pusat, tapi remotenya belum ada,” tandasnya.(iki/red)