Selain itu, Fahrul menilai peran orang tua untuk mengawasi anak mereka juga sangat penting. Selain itu tokoh pemuda, masyarakat dan Pemerintah Desa seharusnya berkumpul, mencari solusi agar anak-anak ini tertib, jauhi minuman keras.
“Karena jika hanya mengandalkan pihak kepolisian itu sulit, karena mereka turun kelokasi, jika kericuhan itu terjadi,” ucapnya.
Sementara itu, Kades Gotalamo Sibli Tanimbar juga menyarankan agar pada pukul 12 malam pemuda kedua desa harus dibubarkan untuk mengantisipasi adanya konflik lanjutan.
“Jaga rakyat kita, lewat dari jam 12 tidak ada lagi anak-anak yang masuk keluar kampung. Orang mabuk harus diatasi. Harus komitmen dan saya siap jaga,” tegasnya.
Sibli menyatakan siap duduk bersama dengan tokoh agama, pemuda, masyarakat dan Pemerintah Desa untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi.
Terpisah, Kapolsek Morotai Selatan, AKP Aris. AB menghimbau untuk tetap waspada dengan kondisi di desa ini, sebab konflik bisa terjadi kapan saja.
“Setiap jam 11 malam, kita lakukan patroli, tapi kita belum menemukan anak-anak dua desa ini langsung. Jika ada polisi dan TNI mereka bersembunyi ditempat-tempat yang sepi. Pos keamanan sementara sudah dibuka kita akan terus lakukan pantroli,” tuturnya.(iki/red)