“Pihak sekolah juga sudah menghubungi saya lewat telpon, kedua orang tua saya juga. Tapi kedua orang tua sangat sedih, tapi saya jelaskan, saya tidak apa-apa,” tuturnya.
Kata Febrian masih tetap mengingat dan trauma dengan pristiwa yang dialaminya itu. Ia pun merasa bimbang jika kedepan kembali ditawarkan untuk melanjutkan magangnya yang belum selesai.
“Ya, masih pikir-pikir,” ucapnya.
Febrian lantas berharap pristiwa yang dialaminya tidak terjadi kepada siswa/siswi lainnya yang hendak magang di kapal.
“Saya berharap kedepannya lebih baik, tidak lagi mengalami pristiwa seperti ini,” harap pemuda asli Kota Bitung ini.(iki/red)