MALUTTIMES – Kinerja dan dedikasi Fadli Alting, warga Dusun Muhajirin Baru, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, patut mendapat apresiasi. Meski disibukkan dengan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai, Fadli tetap meluangkan waktu untuk mengumpulkan berbagai benda bersejarah peninggalan Perang Dunia II.
Upaya tersebut bermula dari impian besarnya menjadikan Morotai suatu saat nanti dikenal sebagai kota sejarah. Baginya, jejak Perang Dunia II yang tersebar di berbagai titik di Morotai merupakan modal utama untuk mewujudkan mimpi itu.
Impian itu memang tidak mudah dan bahkan dianggap mustahil oleh sebagian orang. Namun Fadli percaya bahwa dengan tekad dan semangat yang kuat, cita-citanya tersebut suatu hari akan terwujud.
“Saya pernah menulis pada tahun 2010, kalau Jakarta kota metropolitan, Jogja kota pendidikan, saya punya target Morotai jadi kota sejarah. Dan jika impian itu terwujud, saya ingin menjadikannya sarana edukasi untuk generasi penerus bangsa,” ujar Fadli saat ditemui, Sabtu (29/11/2025).
Fadli mengaku kerap mengingatkan warga agar ikut menjaga warisan sejarah, meski yang ditemukan hanya berupa potongan besi berkarat.

“Kalau mau cari barang sekarang sudah susah. Di area Gotalamo dulu banyak, tapi sekarang sudah banyak rumah, jadi sulit ditemukan,” ungkapnya.
Meski tantangan semakin besar, semangat Fadli tidak pernah surut. Ia terus berupaya mengumpulkan benda-benda bersejarah yang masih tersisa di berbagai lokasi di Morotai.
Hingga saat ini, menurut Fadli, koleksi peninggalan Perang Dunia II yang ia kumpulkan belum pernah mendapat perhatian dari pihak mana pun. Karena itu, ia berharap gubuk sederhana yang digunakan sebagai tempat penyimpanan dapat memperoleh legalitas dan dikembangkan menjadi museum swadaya.
“Saya berharap instansi terkait bisa pasang papan nama supaya orang tahu ini museum apa. Barang-barang yang masih ada di hutan bisa saya bawa ke sini, karena masih banyak senjata dan lainnya. Tapi saya takut dibilang ilegal lalu disita. Kalau ada papan nama kan berarti resmi. Jadi saya berharap ada dukungan dari pihak berwenang,” tuturnya.
Tempat penyimpanan koleksi milik Fadli terletak di Dusun Muhajirin Baru, Desa Muhajirin, Morotai Selatan. Saat jurnalis MalutTimes bersama puluhan jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Morotai (AJM) berkunjung dan meninjau lokasi, kondisi tempat tersebut tampak tidak terurus. Sejumlah benda peninggalan perang mulai dari senjata, selongsong peluru, peralatan rumah tangga, hingga perlengkapan infrastruktur pendukung Perang Dunia II terlihat berserakan di berbagai sudut ruangan.(iki/red)









