“Sampai di ruang bupati kami menunggu lama, katanya beliau Istrahat di kediaman, kami komunikasikan lewat sespri katanya beliau lagi istrahat di kediaman, maka kami secara lembaga datang ke kedaiaman,” jelasnya.
Menurut Suhari, anggota DPRD merasa tidak dihargai karena menunggu bupati dalam waktu berjam-jam. Baik di kantor bupati maupun dikediaman.
“Kurang lebih 1 jam kami menunggu di lobi kediaman bupati. Pak bupati keluar tapi beliau sampaikan dia ada agenda, tapi kami juga datang ke sini untuk kepentingan daerah juga,” terangnya.
“Dalam pertemuan itu kami sampaikan soal pelaksanaan reses kedua sudah dilaksanakan penutupan pads hari Selasa kemarin. Tetapi sampai saat ini tidak bisa melakukan reses. Alsannya karena anggaran reses tidak dicairkan oleh pemerintah daerah, tapi pak Bupati hanya bilang memperjuangkan. Harusnya pak bupati sebagai kuasa anggaran perintahkan ke kadis keuangan segera realisasikan anggaran reses,” tambahnya.
“Nah yang buat sampai terjadi insiden itu karena istri hupati datang mencampuri urusan pejabat daerah. ini seharusnya bupati menegur, disitulah terjadi nyaris aduh jotos,” sambung Suhari.
Sementara itu, Pj Bupati Burnawan enggan berkomentar tentang insiden tersebut. Bahkan ia melarang wartawan mengambil foto.
“Siapa itu, wartawan itu bikin berita bae-bae,” ucap Burnawan sembari bergegas pergi.
Sejak insiden itu, kediaman Pj Bupati tampak dijaga ketat oleh sejumlah aparat keamanan TNI/Polri dan Satpol-PP.(iki/red)