MALUTTIMES – Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Halmahera Barat, Joko Ahadi, menyampaikan keprihatinannya terhadap proses seleksi pemain tim Suratin U-15 yang akan mewakili Provinsi Maluku Utara pada kejuaraan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ia menyoroti kurangnya transparansi dan profesionalisme dalam proses seleksi yang disinyalir mengabaikan asas keadilan bagi para peserta seleksi.
Menurut Joko, berdasarkan informasi dan pemantauan yang ia terima, proses seleksi sejak awal hingga pengumuman berjalan tanpa hambatan dan telah menghasilkan tiga nama terbaik yang dipilih langsung oleh pelatih Ardiman Rumain dari SSB Tunas Muda.
Salah satu nama yang terpilih adalah Muhammad Ridho Rumadaul, namun secara mengejutkan, yang bersangkutan digantikan oleh peserta lain hanya beberapa jam menjelang keberangkatan tanpa pemberitahuan resmi kepada Ridho maupun keluarganya.
“Pergantian ini terjadi tanpa konfirmasi apapun dari pelatih kepada anak tersebut ataupun orang tuanya. Akibatnya, Ridho batal berangkat dan mengalami tekanan mental yang cukup berat,” ungkap Joko, kepada redaksi maluttimes.com, Kamis (31/07/2025).
Ia menambahkan, Ridho yang masih berstatus sebagai pelajar kini mengalami gangguan psikologis yang berdampak pada aktivitas hariannya, termasuk absensi sekolah selama tiga hari berturut-turut. Joko menyebut kondisi ini sebagai bentuk ketidakadilan yang bisa berdampak serius pada tumbuh kembang anak.
“Anak ini merasa sangat kecewa, bahkan menganggap dirinya dizalimi dan dibohongi oleh pelatihnya sendiri. Ini mencederai semangat sportivitas dan pendidikan karakter dalam dunia olahraga,” ujar Joko.
Untuk itu, ia meminta Coach Ardiman segera menemui Ridho dan keluarganya untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi langsung guna memulihkan kondisi mental anak tersebut.
Ia juga mendesak agar pengurus Askab PSSI Halmahera Barat sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap proses seleksi, turut mengambil langkah bijak dan menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan.
“Saya berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran serius, tidak hanya bagi pelatih tetapi juga seluruh stakeholder sepak bola di Halmahera Barat. Jangan sampai kejadian serupa terulang dan merusak semangat anak-anak kita dalam mengejar prestasi,” pungkas Joko.(red)