BPS Catat Nilai Ekspor Maluku Utara Fabruari 2024 Turun 19,13 Persen

MALUTTIMES – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekspor Maluku Utara pada Februari 2024 mengalami penurunan sebesar 19,13 persen atau setara dengan 559,98 juta dolar AS.

Rilis tersebut disampaikan pada Jumat (15/3/2024), bertempat di ruangan vicon BPS Provinsi Maluku Utara. Dihadiri langsung oleh Kepala BPS Provinsi Maluku Utara, Aidil Adha dan Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara, Samsuddin A. Kadir.

Kepala BPS Provinsi Maluku Utara, Aidil Adha memaparkan, nilai ekspor Maluku Utara pada Februari 2024 mencapai 559,98 juta dolar AS atau turun menjadi 19,13 persen, dibandingkan Januari 2024 yang mencapai 692,44 juta dolar AS.

“Hal ini berdasarkan nilai ekspor Februari 2023 sebesar 836,86 juta dolar AS terhadap Februari 2024 yang sebesar 559,98 juta dolar AS, atau 33,09, persen,” paparnya.

Aidil mengatakan, ekspor Maluku Utara masih didominasi oleh sektor tambang diantaranya komoditas besi dan baja (HS 72)

Baca Juga:  Siapkan Rp9 Miliar, BI Gandeng TNI AL Layani Peredaran Rupiah di Daerah 3T Maluku Utara

“Ekspor dengan tujuan Tiongkok sebesar 547,11 juta dolar AS atau 95,92 persen diantaranya, besi dan baja (HS 72) dan Nikel (HS 75). India besi dan baja (HS 72) sebesar 10,54 juta dolar AS atau 1,88 persen, Taiwan besi dan baja (HS 72) sebesar 12,02 juta dolar AS atau 2,15 persen. Lainnya seperti ikan dan udang (HS 03) sebesar 0,30 juta dolar AS atau 0,05 persen,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara, Samsuddin A. Kadir mengatakan hal ini menjadi bagian penting dan strategis bagi Pemerintah Provinsi Maluku Utara karena ekspor dan impor dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

“Kegiatan perdagangan Internasional melalui ekspor dan impor saat ini sangat penting bagi perekonomian suatu negara karena dapat meningkatkan pendapatan negara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Baca Juga:  DPC Partai Hanura Halbar Buka Penjariangan Balon Bupati dan Wakil Bupati

Menurutnya, ekspor dapat meningkatkan pendapatan negara dari penjualan produk atau jasa ke negara lain, meningkatkan produktivitas ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup dengan menyediakan pasar yang lebih luas.

Sedangkan impor dapat meningkatkan kualitas hidup dengan menyediakan konsumen dengan produk atau jasa yang tidak tersedia di dalam negeri, meningkatkan kompetisi di pasar domestik yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas produk dan membuat harga lebih kompetitif.

“Bagi suatu wilayah yang memiliki kelebihan komparatif dalam produksi suatu produk tertentu akan lebih menguntungkan melakukan ekspor produk tersebut. Kelebihan komparatif ini dapat diperoleh melalui faktor-faktor seperti kondisi alam, teknologi, atau keterampilan karyawan yang superior,” ujarnya.

Samsuddin menambahkan, ekspor dapat meningkatkan pendapatan negara dan meningkatkan lapangan kerja bagi wilayah tersebut. Secara umum, perdagangan yang seimbang (ekspor dan impor yang seimbang) dapat menguntungkan suatu negara karena dapat meningkatkan pendapatan negara dan memberikan konsumen dengan lebih banyak pilihan produk dan harga yang lebih baik.

Baca Juga:  Relawan Kesal, Baliho Said Banyo Diturunkan

Namun, situasi pasar yang berbeda-beda dapat membuat salah satu dari ekspor atau impor lebih menguntungkan dibandingkan yang lain.

“Dengan adanya data yang dirilis BPS terkait data ekspor dan impor dapat menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan pangsa ekspor komoditas yang lain yang berpotensi diekspor serta dapat menjadi acuan bagi pengembangan komoditas yang berbasis ekspor yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan Masyarakat di Maluku Utara melalui multiplier effect yang ditimbulkan oleh adanya ekspor ke negara lain,” pungkasnya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.