BI Maluku Utara: Proyeksi Ekonomi 2024 Didominasi Sektor Tambang Nikel

MALUTTIMES – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara memproyeksikan ekonomi Maluku Utara bakal tumbuh di rentang 18,26 persen hingga 22,26 persen (year on year/yoy) di tahun 2024.

Pertumbuhan ekonomi yang diprediksi lebih tinggi dari ekonomi secara nasional yang dua tahun hanya tumbuh di angka 5 persen. Maka sudah pasti ekonomi Maluku Utara bakal jadi pertumbuhan ekonomi tertinggi. Namun ekonomi yang diprediksi tersebut disumbang oleh sebagian besar produksi tambang nikel.

“Sejumlah stimulus yang akan mendorong pemulihan ekonomi diantaranya, pertambangan dan penggalian serta industri pengolahan akan tetap menjadi lapangan usaha dengan penyumbang andil tertinggi sejalan dengan optimalisasi produksi smelter-smelter baru, serta tren positif permintaan global sejalan dengan permintaan untuk industri besi dan baja maupun baterai EV yang meningkat,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara, R. Eko Adi Irianto, Kamis (30/11/2023)

Ia mengatakan, pertambangan diperkirakan akan tetap tumbuh tinggi seiring dengan peningkatan permintaan bijih nikel mentah secara signifikan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku utama untuk diolah oleh smelter-smelter pirometalurgi maupun hidrometalurgi, masih tingginya rencana investasi baik PMA dan PMDN khususnya pada industri hilirisasi nikel.

“Perdagangan diperkirakan akan tumbuh tinggi seiring dengan pelaksanaan tahun pemilu yang akan meningkatkan aktivitas perdagangan dan konsumsi masyarakat. Mendorong partisipasi industri kecil menengah dalam hilirisasi nikel di Maluku Utara,” katanya.

Menurut dia, terdapat beberapa rekomendasi dalam mengawal pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku Utara yang tinggi dan inklusif yaitu Perlu adanya penguatan peran pengusaha dengan pemerintah daerah dalam pemanfaatan hilirisasi nikel yang sedang berlanjut serta proyek strategis pemerintah daerah.

“Hilirisasi nikel di Maluku Utara berkembang dengan pesat, sampai dengan triwulan III 2023, Maluku Utara telah berhasil memproduksi nikel sulfat dan kobalt sulfat yang merupakan produk antara dalam industri baterai kendaraan listrik, Meningkatkan kualitas serta daya saing SDM industri pengolahan salah satunya melalui balai pelatihan dengan program pelatihan kerja bersertifikasi. Pemanfaatan insentif fiskal daerah dalam pengendalian inflasi,” ujarnya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *