Pj Bupati M. Umar Ali Kemukakan 3 Filosofi HUT Kabupaten Pulau Morotai Ke-14

MALUTTIMES – Pj Bupati Pulau Morotai, Muhammad Umar Ali mengemukakan tiga filosofi dan makna dalam penyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Pulau Morotai yang ke-14.

Tiga filosofi itu yakni, retrospektif, introspektif dan prosketif. Menurutnya ketiga <span;>makna dari filosofi tersebut harus menjadi sandaran bagi seluruh stakeholder di daerah.

M. Umar Ali menjelaskan, retrospektif artinya dengan sebuah peringatan HUT, semua pihak berupaya untuk menengok masa lalu sebagai sebuah mata rantai sejarah.

“Karena masa lalu adalah pondasi yang sangat bernilai sebagai referensi untuk menapaki masa kini dan masa depan,” kata Pj Bupati Morotai, M. Umar Ali saat memberikan sambutan dalam acara Rapat Paripurna Istimewa DPRD Pulau Morotai dengan agenda memperingati HUT Kabupaten Pulau Morotai yang ke-14 di gedung Islamic Center, Senin (20/3/2023).

Sementara introspektif yakni peringati HUT dijadikan sebagai sarana mawas diri atau intropeksi diri. Dengan demikian setiap etape perjalanan kehidupan ini selalu bermakna karena mampu memberikan jawaban atas persoalan kekenian serta responsif dengan tantangan masa depan.

Kemudian prospektif yaitu melalui perayaan HUT berupaya mendesain atau merancang sebuah bentuk formula masa depan berlandaskan realita dan dinamika kekinian tanpa melupakan nilai dan pristiwa bersejarah di masa lalu.

“Sebagai masyarakat Morotai, kita wajib bersyukur dan menjadikan hari kelahiran ini sebagai inspirasi dan motivasi untuk mengisi kembali, setiap detik perjuangan kehidupan daerah ini dengan karya dan prestasi. Kita bingkai catatan perjalan hari ini, kedepan dengan kerja keras, kerja ikhlas dan kerja cerdas yang lebih produktif demi meraih cita-cita dan harapan akan masa depan yang lebih baik,” jelasnya.

Umar juga mengajak kepada seluruh generasi penerus jadikan sejarah sebagai sebuah rangkaian pristiwa penuh makna dan hikmah. Dari sejarah kehidupan pemerintah dan pembangunan Morotai. Semua pihak memetik warna dan dinamika tersendiri sesuai era dan zamannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *