MALUTTIMES – Empat jenis permainan tradisional anak-anak di Maluku Utara era 90-an saat ini tak tampak lagi dimainkan generasi milenial. Terlihat dewasa ini berupa permainan lato-lato.
Informasi dihimpun maluttimes.com, berikut empat permainan yang kian ditinggalkan oleh generasi saat ini:
Pertama; permainan tradisional seperti bola bekel. Permainan ini didominasi oleh anak perempuan. Permainan yang biasa dimainkan di dalam sebuah ruangan bersama teman sejawat ini jarang ditemui lagi. Selain itu, permainan ini juga membutuhkan kecepatan tangan untuk membalik biji bekel sebelum bola jatuh lagi ke tangan.
Kedua; ada juga permainan lempar tempurung atau dikenal dengan nama “boi-boi” oleh masyarakat Ternate. Permainan ini biasanya dibentuk dua kelompok yang bertanding. Satu kelompok beranggotakan 4-10 orang. Dalam pembentukan kelompok secara suit, alat digunakan dalam permainan ini sederhana seperti tempurung kelapa dan satu buah bola.
Setelah kelompok terbentuk, masing-masing kelompok mencoba meruntuhkan tempurung dengan cara dilempar menggunakan bola itu. Jika tampurung roboh, kelompok lain harus menimbuk si pelempar dengan bola. Permainan ini mengajarkan kerjasama dan komitmen.
Ketiga; permainan lompat tali. Permainan ini tidak hanya untuk anak perempuan melainkan juga kaum laki-laki. Biasanya permainan terdiri dari tiga orang pemain dan alat digunakan sendiri kadang menggunakan karet gelang yang disimpul hingga memanjang.
Kemudian dua orang bertugas memegang ujung tali sisi kanan dan kiri lalu diayun atau diputar. Sementara anak lain akan melompat untuk melewati tali tersebut. Permainan ini banyak dimainkan di ruangan.
Keempat; ada permainan cenge-cenge. Sebelum memulai permainan terlebih dahulu digambarkan garis mirip seperti orang sedang menggunakan celana rok. Caranya sederhana, ada sebuah lempengan batu disebut “gaco”. Lempengan ini lalu dilemparkan ke garis berbentuk kotak. Selanjutnya, pemain mengadakan suit jika menang maka harus melompat. Pada saat gaco dilempar tepat di garis maka pemain harus berganti posisi sebagai penjaga untuk menunggu giliran bermain.