Diduga Beda Pilihan Pilkades, Pemdes Lelei Coret Nama Warga Penerima BLT

MALUTTIMES – Ada saja sikap Pemerintah Desa (Pemdes) Lelei Kecamatan Kayoa Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), hanya karena beda pilihan pada momen Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), sejumlah nama warga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dicoret dari daftar penerima.

Hal ini terungkap adanya laporan sejumlah warga kepada salah satu anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Lelei diketahui bernama Faisal Kamel.

Menurut Faisal, warga penerima BLT yang dicoret namanya oleh Pemdes Lelei itu sebanyak 8 orang, padahal sebelumnya, 8 orang warga penerima BLT ini masih terdaftar sebagai penerima bantuan tersebut.

Baca Juga:  Bupati Halsel Resmikan Masjid dan Jembatan Bantuan Harita Nickel di Desa Soligi

“Sebelumnya di tahap 3 dan 4, nama 8 orang warga ini masih terdaftar sebagai penerima BLT, tapi beberapa kali ini suda tidak menerima lagi, saya juga heran kenapa, masa proses pergantian masyarakat penerima BLT segampang itu,” tutur Faisal.

Sementara Soleman Sehe imam dusun dua Desa setempat saat dikonfirmasi mengaku, selain BLT, insentif imam hingga saat ini belum direalisasikan, Soleman juga mengaku pihak Pemdes berjanji akan di realisasikan di tahun 2023.

“Kalau BLT, saya suda dua kali tidak menerima lagi, pernah dapat tapi sekarang tidak tau kenapa, bahkan Insentif sebagai imam sekalipun hingga saat ini masih dijanjikan,” kata Soleman.

Baca Juga:  Cek Rekening! THR ASN Morotai Cair Mulai 26 Maret 2024

Senada disampaikan Amat Robo, salah satu penerima BLT ini juga mengaku sudah tidak lagi mendapatkan bantuan tersebut, dirinya bahkan mengaku hal tersebut karena pemdes merasa beda pilihan pada momen pilkades pada bulan Nopember 2022 lalu.

“kami akui beda pilihan, tapi apakah dengan alasan itu lantas nama kami dicoret sebagai orang yang layak menerima bantuan tersebut,” ujar Amat.

Baca Juga:  Pekerja di Morotai Tewas Jatuh dari Tower Setinggi 30 Meter

Amat mengungkapkan, sejumlah nama yang dihapus dari penerima BLT diganti oleh Pemdes dengan orang-orang yang sejalan pada proses pemilihan kepala desa, dirinya bahkan menanyakan terkait aturan dalam penerapan sistem penerima BLT.

“Sekarang nama nama yang pemdes masukkan sebagai penerima BLT itu kan orang-orang yang sepaham pada Pilkades lalu, kami hanya orang bodoh yang tidak tau dengan proses itu, tapi sampai sekarang tidak ada alasan yang masuk akal dari pemerintah Desa terkait pergantian itu,” tandasnya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.